Posted by : Mauas Film Saturday, January 31, 2015



Sebelumnya : Death Note Chapter 3

Di tempatnya, L sedang melakukan suatu meditasi, sambil memikirkan segala analisanya selama ini terhadap Kira. "Saat di markas pusat, aku berpendapat kalau dilihat dari waktu kematian korban, Kira pasti adalah seorang siswa. Tapi setelahnya, bagai mengejekku, dia membunuh empat puluh enam orang dalam dua hari, satu orang per jam."

"Kira ingin menunjukkan kalau ia dapat membunuh kapanpun yang ia mau. Apa selama ini ia hanya berpura-pura bertindak sebagai murid? Apa dia membodohiku? Dia juga memiliki cara untuk mengetahui informasi dari markas pusat. Itulah masalah utamanya. Tapi, kenapa ia membiarkanku tahu begitu banyak? Apa yang ingin dilakukannya? Tapi bagaimanapun, dia mampu mendapat informasi kami, aku tak boleh membiarkannya."

L berdiri, mendekat ke komputernya, kemudian menghubungi Watari. "Watari, ini aku. Aku ingin kau meninggalkan ruangan itu."

"Baik. Ada apa, L?"

"Pergilah ke suatu tempat yang tak bisa diketahui oleh tim investigasi. Kemudian, sambungkan aku dengan direktur FBI." pinta L. Dan mendengar perintah itu, Wataripun melaksanakannya.

Kembali ke sisi Raito, setelah keluar dari bangunan kosong tadi, ia pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. "Belanja?" Ryuuk semakin kebingungan. "Aku butuh beberapa benda untuk membantuku menyembunyikan bukunya." jelas Raito. "Aku harus menyembunyikan di tempat yang mudah untuk diambil, dan tak akan pernah dilihat oleh keluargaku."

"Dan lagi, L pasti akan mengawasi orang-orang yang ada hubungannya dengan kepolisian sekarang. Kalau dia mau menangkapku, dia harus mendapat Death Notenya atau pengakuan dariku. Aku harus menyembunyikannya di tempat yang tak mungkin ditemukan meski ia menggeledah rumahku."

Raito membeli berbagai alat, dan kemudian membawanya ke kasir. Sementra itu, Ryuuk terus mengikuti dan bertanya. "Raito, boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

"Tentu." ucap Raito. Raito membuat percakapannya menjadi sehalus mungkin hingga terdengar seolah ia berbicara dengan kasir. "Darimana kau mendapat rasa percaya dirimu? Apa itu karena kau dapat mengetahui informasi kepolisian lewat ayahmu?"

"Ya." ucap Raito, tepat setelah kasir mengucapkan terimakasih.

Selesai belanja, merekapun meninggalkan tempat itu. Di jalan, jalan yang sepi, Raito terus memberi penjelasan. "Aku dapat menerobos masuk komputer ayahku tanpa meninggalkan jejak. Ini akan memungkinkanku untuk mengawasi investigasi kepolisian."

"Tapi Raito, kalau kau sudah curiga kalau L juga akan menginvestigasi polisi, kenapa kau terus memberinya petunjuk? Dengan menghilangkan teori murid itu, bukankah kau akan semakin tersudut karena L tahu kalau kau memiliki hubungan dengan kepolisian?"

"Bagaimanapun, itu adalah untuk memburu dan menghancurkan L." jawab Kira. "Aku tak akan bisa menemukannya kalau hanya dengan bersembunyi. Manusia adalah mahluk yang sangat sulit untuk saling mempercayai. Terlebih antara L dan kepoliian. Bagaimanapun, apa kau bisa mempercayai orang yang bahkan nama dan identitasnya dirahasiakan? L, setelah tahu kalau investigasi itu bocor, akan mulai mengawasi polisi kepolisian itu sendiri. Dan sebaliknya, polisi juga akan menyelidiki L."

"Yang akan menemukan L bukanlah aku, melainkan kepolisian itu sendiri. Setelahnya, yang harus kulakukan hanyalah menghapusnya dari dunia ini. Tentu saja lebih mudah bagi kepolisian untuk mengungkap L daripada identitas Kira."

Kira sampai rumah, dan kemudian mempersiapkan semuanya.

Di kantor kepolisian, terjadi suatu hal yang mengejutkan. Beberapa anggota tim investigasi mengajukan surat pengunduran diri. "A-apa-apaan ini!?" ucap kaget ketua kepolisian, ayah Raito.

"Ini adalah surat pengunduran diri kami. Kami ingin mengundurkan diri dari penyelidikkan ini. Kalau anda tak bisa mengabulkannya, kami akan mengundurkan diri sebagai polisi."

"Tapi, kenapa?"

"Kenapa? Karena pada kasus ini, kami membahayakan nyawa kami. Seperti apa yang sudah L sampaikan, Kira memiliki kemampuan untuk membunuh bahkan tanpa menyentuh korbannya. Benar, kan? Kalau kami menjadi Kira, kami akan membunuh siapapun yang menghalangi jalan kami."

"Lalu saat itu, L menantang Kira untuk membunuhnya di depan publik, tapi dia tak pernah menunjukkan identitas aslinya, kan? Dan beberapa waktu yang lalu, kami diminta untuk menyelidiki apakah foto korban pernah ditayangkan sebelumnya. Dan ternyata, seluruh korban yang dibunuh Kira pernah ditayangkan sebelumnya. Itu berarti, kami yang pernah menunjukkan ID Polisi kami dapat dibunuhnya."

"Ia bisa membunuh kami kapan saja. Jadi, kami meminta agar dipindahkan ke kasus penyelidikan lain. Terimakasih atas pertimbangannya." ucap mereka dan kemudian pergi. "Hei hei, tunggu sebentar!" cegat ketua polisi, namun mereka sudah terlanjur pergi.

Mendengar hal itu, polisi-polisi lain ikut terpancing. "Kalau dipikir-pikir, mereka ada benarnya juga ya. L aman karena identitasnya disembunyikan. Sementara kita, kita meresikokan hidup kita."

Sementara itu, L terus mengawasi mereka. "Hmm, jadi Kira memang butuh wajah target untuk membunuhnya, ya."

Di rumahnya, persiapan Kira telah rampung. "Sebenarnya ini adalah hal yang sederhana." Raito menyembunyikannya di laci. "Menyembunyikan buku catatannya?" Ryuuk masih belum terlalu paham. "Ya. Di laci ini." ucap Raito.

"Apa kau yakin kalau di sana aman?"

"Ya, tidak peduli meskipun aku menaruh kuncinya di sini, atau membiarkan lacinya terbuka, tak akan ada yang tahu." Raito membuka laci itu, namun isinya hanyalah diari biasa. "Tapi, itu diari biasa, kan?"

"Sebagian orang akan puas hanya dengan menemukan diari normal ini. Tapi sebenarnya, kunci yang asli adalah ini." Raito mengambil isi sebuah pulpen. Tak akan ada yang curiga kalau ini adalah kunci meskipun pulpennya tergeletak di atas meja. Terdapat lubang kecil di bawah laci yang sulit untuk dilihat. Kau hanya perlu menusuk lubang itu, dan aha ..."


Ternyata laci itu berlapis, dimana di dalamnya terdapat death Note yang asli. "Oh, jadi untuk itu kau membeli perlengkapan-perlengkapan tadi. Dengan ini dan diari palsu itu, tak akan ada yang bisa menemukan death notenya."

"Tapi, bukan itu saja." ucap Raito. "Meskipun seseorang menyadari perbandingan ketebalan lacinya, mereka tetap tak akan bisa mendapat bukunya. Lihat ini." Sekeliling laci itu sudah dilengkapi dengan rangkaian kabel. "Jika seseorang membukanya secara paksa, bukan dengan kunci isi pulpen tadi, maka akan terjadi hubungan pendek arus listrik yang membuat laci dan seluruh isinya terbakar. Kalau ditanya, aku tinggal membuat alasan kalau aku tak mau diariku dibaca oleh siapapun."

"Hah, aku sudah mendengar banyak kisah tentang manusia yang menyimpan death note. Tapi, sepertinya hanya kau yang melakukannya sampai sejauh ini." ucap Ryuuk. "Tapi ini berbahaya kan, sedikit saja kesalahan bisa-bisa kau yang terbakar."

"Bahaya? Sejak awal hal ini memang sudah berbahaya. Tapi, bahaya itulah yang membuatku tetap aman. Mana yang akan kau pilih? Rumah ini terbakar, atau dieksekusi?"

Markas FBI, L menghubungi direktur FBI ...
"Ya, aku ingin anda secara rahasia menyelidiki kepolisan Jepang, terutama yang terlibat dalam kasus Kira." pinta L lewat alat komunikasi.

"L, apa kau mau bilang kalau Kira ada di antara saah satu investigator?"
"Tepat sekali." ucap L. "Kira telah membunuh 327 narapidana Amerika, itu adalah jumlah terbesar untuk satu negara."

"Baiklah, kami akan melakukannya." ucap direktur.
"Terimakasih. Demi reputasi FBI, aku yakin anda akan melakukan yang terbaik." ucap L.

--To Be Continued--

Lanjut Baca Ke Death Note Chapter 5

Leave a Reply

Peraturan di sini:
1.Tidak boleh menyinggung orang lain;
2.Tidak boleh berkata kasar di komentar;
3.Tidak boleh berkata porno di kolom komentar;
4.Berkomentar yang sopan;
5.Tidak boleh menghina postingan di blogg ini.
Jika anda melarang salah satu peraturan di atas komentar anda akan saya hapus, Understood?

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Fushogame - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -