Posted by : Mauas Film Saturday, January 31, 2015



Tahun 2022, akhirnya umat manusia berhasil ...
mengembangkan dunia maya yang tidak terpadai

----- Sword Art Online -----

Hari itu orang-orang mengantri, saling berdesakan. Bukan mengantri untuk obral, atau hal lain yang biasa dilakukan di masa ini, melainkan mengantri untuk bisa mendapat sebuah game, game MMORPG terbaru bernama Sword Art Online.

Hari itu adalah hari pertama Sword Art Online dilepas untuk publik. Para gamers yang sudah tak sabar lagi untuk memainkan game online itu terus mengantri dengan penuh antusias. Beberapa bahkan sudah mengantri beberapa hari sebelum game diluncurkan. Antrian ini benar-benar mengagumkan sampai-sampai disiarkan secara online oleh MMO Stream.

Sword Art Online Episode 1 - Dunia Pedang

Di kamarnya, seorang pemuda sedang mendengar siaran berita itu lewat komputernya, sambil membaca sebuah majalah yang memuat berita tentang game itu. Berbagai hal tentang game itu, termasuk tentang si pencipta game, seorang ilmuan jenius bernama Akihiko Kayaba.


Sambil mendengar siaran, pemuda itu terus membaca lembar demi lembar majalah game yang ia bawa. Hingga tiba-tiba, secara tak sengaja jarinya teriris oleh kertas majalah itu dan terluka, meneteskan setitik darah. Sejenak pemuda itu terdiam, memikirkan pertanda apa ini sebenarnya. Hingga kemudian, lamunan pemuda itu terpecah oleh suara adiknya yang terdengar dari balik pintu, "Onee-chan, aku pergi latihan dulu ya" Sang adik yang seorang gadis berpamitan dan kemudian pergi ke luar rumah.



Pemuda tadi tak menyahut, ia malah menaruh majalahnya ke atas meja, berdiri dan kemudian melihat ke arah jam digital yang menunjukan angka 12:55:58 Senin, 6 November 2022, lalu mengambil suatu alat mirip helm, serta memakainya.



Setelah memasang benda yang kelihatannya merupakan alat untuk terhubung ke Dunia Maya itu di kepala, pemuda tadi merebahkan diri ke tempat tidur. Dan lalu, setelah memejamkan mata dan melewati proses login, jiwanyapun masuk ke dalam Dunia Game, Sword Art Online.

Welcome to Sword Art Onile !

Sebuah kalimat sambutan terlintas sebelum akhirnya ia membuka mata, melihat Dunia di depannya, Dunia yang bukan lagi kamar tempatnya semula berada, melainkan Dunia Maya, Dunia yang menakjubkan dimana gamers telah menunggu.


"Akhirnya, aku kembali lagi ke Dunia ini" Ucap pemuda itu. Sebelum game ini diluncurkan untuk publik, ia sempat menjadi Beta Tester, yaitu seseorang yang mendapat kesempatan langka untuk mencoba game itu sebelum akhirnya diluncurkan untuk publik.

Lantai satu, kota awal, pemuda tadi berlari menesuri kota, melewati ramainya pasar dimana para dagang berjualan. Perawakan pemuda tadi tidak terlihat seperti bagaimana ia di dunia nyata. Di Dunia maya, ia menggunakan karakter buatannya. Seorang lelaki dengan tubuh yang lebih tinggi dan kekar, rambut biru yang lebih panjang, namun tidak berlebihan, cukup keren untuk seorang avatar game.

"Oi, kau yang disana itu!!!" Tiba-tiba seseorang memanggil ketika ia berlari. Dan kemudian, pemuda itupun menghentikan langkahnya, serta menghadap ke belakang, dimana ternyata chara lain berambut merah menghampirinya.

"Maksudmu, aku?" Pemuda tadi masih ragu, ada urusan apa tiba-tiba seseorang yang tidak ia kenal menghampiri. "Haah, haah ..." Sejenak chara berambut merah mengambil nafas, kelelahan karena mengejar, dan kemudian bertanya, "kau pernah kesini sebelumnya kan?"


"Kau pernah ikut Beta Test kan?" Ia kembali bertanya. "I-Iya" sahut pemuda berambut biru.
"Kalau aku, ini adalah hari pertamaku, tolong ajari aku dasar-dasarnya ya" Pinta chara berambut merah. "A-ah, itu ..." Pemuda berambut biru agak canggung.

"Aku mohon!!!" Chara berambut merah memohon dan lalu memperkenalkan diri, "Namaku Klein, mohon bantuannya"

"Namaku, Kirito" Pemuda berambut biru itupun ikut memperkenalkan diri. tak ada alasan baginya untuk menolak. Karenanya, pemuda yang akhirnya diketahui bernama Kirito itupun menyanggupi permintaan Klein untuk mengajari ia dasar-dasar bermain game ini.

Mengingat sebelumnya Kirito pernah mengikuti Beta Test, tentu saja sedikit tidaknya ia sudah mengetahui cara-cara atau dasar-dasar dalam bermain Sword Art Online.

----- Lantai 1 - Kota Awal - Wilayah Barat -----

Kirito mengajak Klein menuju sebuah padang rumput untuk mengajarinya berburu. Klein diminta Kirito untuk menghadapi sebuah karakter babi hutan. Namun belum apa-apa, Klein sudah ditubruk dan dijatuhkan oleh babi hitam itu.


Klein mengerang kesakitan sambil menutupi selangkangannya yang tadi tepat terkena serudukan si babi, "Aduuh!!! Selangkanganku, uuhhh" Sungguh seperti merasakan kesakitan yang benar-benar sakit meski sebenarnya, "Jangan berlebihan begitu, sebenarnya kau tidak merasakan sakit kan?" Ucap Kirito.

"Ah, iya juga ya, kebiasaan" Ucap Klein dan bangun. Di Dunia game ini, peserta tak akan bisa merasakan sakit. Kalau berhasil diserang oleh lawan, hal tersebut hanya akan mengurangi Health Point.

"Sudah ku bilang kan, kau harus menggunakan pedangmu dengan benar" Ucap Klein. "Aku mengerti kok" Ucap Klein. "Tapi babi itu bergerak terus" Sanggahnya.

"Huh" Kireto mengambil sebuah kerikil di tanah dan bersiap untuk menunjukan sesuatu.
"Kalau saja kau memasukan gerakannya dengan benar, dan mengaktifkan Sword Skill, sistem akan membaca perintah itu dan membuatnya menjadi teknikmu" Kirito membidik si babi, serta menembaknya dengan cepat dan tepat menggunakan kerikil yang ia bawa. Namun tetapi, hal ini hanyalah sebuah contoh. Kirito tak benar-benar ingin membunuh si babi, ia ingin agar Kleinlah yang melakukannya.

"Masukan gerakan ...
Gerakan ..." Klein terus meresapi kata-kata itu.

"Bagaimana menjelaskannya ya ...
Beri sedikit jeda, dan ketika kau merasakan skillnya mulai aktif,
Biarkan sensasinya keluar seperti ledakan" Jelas Kirito.

Jika biasanya di masa sekarang, seorang gamer mengeluarkan skill karakter game yang ia mainkan dengan cara menekan kombinasi-kombinasi tombol, disini tidaklah demikian. Di Dunia Game Maya tanpa tombol dimana kita sendirilah yang berperan sebagai karakter yang dimainkan, yang harus kita lakukan jika ingin mengeluarkan skill adalah melakukan gerakan yang benar, membiarkan sistem mem membacacanya dan kemudian mengaktifkan skill pemain. Dan ketika pemain merasakan kalau skillnya mulai aktif, ia harus memberi sedikit jeda dan akhirnya melepaskan serangan, sama seperti apa yang dijelaskan oleh Kirito.

"Seperti ledakan ..." Klein meresapi kata-kata itu, mengerti dan kemudian bersiap menggunakan pedangnya. Klein mengenggam pedangnya ke belakang, diam sejenak hingga kekuatan skillnya mengaliri pedang yang ia bawa. Lalu, Klein melepaskannya. Menebaskan pedang itu hingga akhirnya benar-benar mampu menghancurkan si babi, merubahnya menjadi Experience.

Klei berteriak senang, baru pertama kali ini ia mampu membasi sebuah karakter di game ini. "Selamat" Ucap Kirito dan kemudian melakukan Toss. "Tapi, babi hutan itu hanyalah karakter selemah slime di permainan lain" Ucap Kirito. "Eh!!? Benarkah!!??" Ucap Klein kaget, jika babi yang bisa menjatuhkannya ini merupakan karakter lemah, bagaimana dengan karakter-karakter kuat lainnya. "Aku kira dia itu boss tingkat menengah atau semacamnya" Ucap Klein.

"Hah, boss menegah dengkulmu" Memang benar, babi itu hanyalah karakter lemah yang terdapat dalam jumlah cukup banyak di padang rumput itu.

Klein kembali mencoba-coba skill yang ia miliki. Mengaliri pedang yang ia bawa, menahan, dan kemudian menebaskannya. "Menarik bukan?" Kirito bertanya. "Ya" Ucap Klein dan kembali menebas-nebaskan pedangnya, "Skill itu, sebanyak teknik pedang anggar atau semacamnya bukan?"

"Iya, aku bahkan mendengar kalau jumlah skillnya tak terbatas" Ucap Kirito. "Tapi, tidak ada sihir di game ini" lanjutnya. "RPG tanpa sihir? Aturan yang sungguh berani" Ucap Klein sambil masih menebas-nebas udara dengan skill pedangnya.

"Bertarung dengan menggerakan dirimu sendiri itu menyenangkan bukan?"
"Benar sekali!!" Ucap Klein setuju. "Yosh, ayo kita lanjutkan ke tahap berikutnya" Ucap Kirito.
"Ya!! Ayo kita teruskan!!" Mereka terus berlatih. Hingga tak terasa, sore hari telah tiba.


Mereka beristirahat, menyudahi latihan sambil menikmati indahnya pemandangan sore game itu. Menakjubkan, indah, naga-naga beterbangan bagai burung di senjanya langit Sword Art Online. Klein terkagum-kagum. Berapa kalipun ia melihat, ia merasa sulit untuk mempercayai semua ini ...


"Benar-benar sulit untuk dipercaya kalau sekarang kita sedang berada dalam sebuah permainan" Ucap Klein. "Siapapun yang sudah membuat ini, dia pasti orang yang sangat jenius, benar-benar luar biasa, aku sangat senang bisa lahir di masa ini" Lanjutnya.

"Kau terlalu berlebihan" Ucap Kirito yang berdiri di sebelahnya, sama-sama menikmati pemandangan itu. "Itu karena ini Full Drive pertamaku" Ucap Klein. "Jadi, ini pertama kalianya kau main menggunakan Nerve Gear?" Nerve Gear adalah nama alat yang dipakai oleh pemain. Itu lho, yang tadi dipasang di kepala.

"Begitulah ...
Hanya demi bisa bermain Sword Art Online, aku bergegas membeli perangkatnya" Ucap Klein. "Aku sangat beruntung bisa mendapat satu dari sepuluh ribu paket yang disediakan ...
Yah, tapi kau sepuluh kali lebih beruntung daripada au karena bisa mengikuti Beta Test,
yang mana hanya diikuti oleh seribu pemain"

"Yah, mungkin kau benar" Ucap Kirito.


"Hei, seberapa jauh kau bisa sampai waktu berada di mode beta?" Klein bertanya lagi. "Selama dua bulan, aku hanya bisa sampai lantai delapan" Jawab Kirito. "Tapi kali ini, aku rasa satu bulan saja sudah cukup bagiku" Lanjutnya.
"Kau benar-benar serius ya ..."

"Ya, sejujurnya selama beta test, siang dan malam hanya SAO yang ada di pikiranku ..." Kirito menarik dan melihat ke arah pedang yang ia genggam. "Di Dunia ini, pedang inilah yang mampu membawaku kemanapun, ini adalah Dunia Maya yang tidak terpadai, aku bahkan merasa lebih hidup disini dibanding di Dunia Nyata" Ucap Kirito.

Kirito tersenyum kecil, memasukan kembali pedangnya dan lalu mengajak Klein, "Mau berburu lagi?" "Tentu saja!" Klein bersemangat. Tapi sayang sekali, perutnya tak bisa diajak kompromi. "Aku sangat ingin tapi ... aku lapar, sepertinya aku mau keluar dulu" Ucapnya.

"Memakan makanan disini hanya akan membuatmu berpikir kalau kau tidak lapar"

"Yups, aku sudah memesan pizza panas jam setengah enam!" Ucap Klein.
"Kau sudah siap-siap ya ..."
"Tentu! Setelah selesai makan, aku pasti akan kembali" Klein bangun dari duduknya.
"Oh ..."
"Setelah ini, aku akan bertemu dengan beberapa orang yang ku kenal dari berbagai permainan lain, bagaimana? Apa kau mau berteman dengan mereka juga?"
"mmm" Kirito menundukan wajah.

"Ah, kalau tidak mau ya tidak apa-apa juga kok" Ucap Klein. "Akan aku kenalkan lain waktu saja" Lanjutnya. "Maaf ya, tapi, terimakasih" Ucap Kirito. "Hei, seharusnya aku yang bileng begitu ...
Aku pasti akan membalas jasamu ini suatu hari nanti, secara mental" Klein menemuk pundak Kirito dan menjulurkan tangan kanannya.

"Eh?"

"Mulai sekarang, mohon bantuannya" Klein mengajak Kirito untuk berjabat tangan. "Baik, kalau ada apapun yang ingin kau ketahui, tanyakan saja padaku" Kirito membalas uluran tangan Klein. "Ya! Tentu akan kulakukan!" Klein menjabat erat-erat tangan Kirito.

Setelahnya, Klein menggesek udara dengan tangan kanannya, memunculkan menu untuk logout dari permainan. Namun anehnya, "Tidak ada tombol untuk keluar?"
"Coba lihat baik-baik" Ucap Kirito. "Sudah, tapi tidak ada dimana-mana"
"Seharusnya ada di bawah menu utama" Kirito mengecek menunya. Dan ternyata, memang tidak ada pilihan untuk logout


"Benar tidak ada kan?"
"Ya, memang tidak ada" Ucap Kirito.
"Yah, bagaimanapun ini adalah hari pertama setelah beta, pasti masih ada beberapa bug di sana-sini, orang-orang pasti panik" Ucap Klein.
"kau juga, sekarang sudah jam lima lewat dua puluh lima menit" Kirito menunjuk ke arah menu, yang juga mengandung jam digital.

"Eh? Aaa!!!! Teri-Mayo-Pizza dan Ginger-Ale-ku!!!!" Teriak Klein panik.
"Coba hubungi game master" Saran Kirito.
"Aku sudah melakukannya, tapi tidak terjadi apa-apa ...
Apa tidak ada cara lain untuk keluar?" Klein menanyakan alternatif.
"Tidak" Ucap Kirito. "Jika pemain ingin sengaja keluar dari sini, mereka harus logout melalui menu" Jelasnya.

"A-apa!? Konyol sekali, pasti ada cara lain ...
Keluar!! Logout!!!" Klein berteriak-teriak sambil memasang pose-pose aneh, meloncat, berharap dengan itu ia bisa kembali ke Dunia Nyata. Akan tetapi, tak ada gunanya sama sekali. Tetap saja ia tak bisa keluar.

"Sudah ku bilang kan, tak ada cara lain selain logout" Ucap Klein. "bahkan di panduanpun tidak ada cara untuk memutuskan jaringan di saat darurat"

"Ini bercanda kan? Ah, aku tahu!! Aku cukup melepaskan Nerve Gear di kepalaku" Klein menarik-narik kepalanya ke atas, masih berharap bisa keluar dengan cara alternatif. Namun tetap saja, hasilnya nihil.

"Percuma saja, saat ini kita tak bisa menggerakan tubuh asli kita ...
Nerve Gear menghalangi semua yang kita perintahkan pada tubuh asli dari syaraf ini" Kirito menunjuk bagian belakang kepala.

"Benarkah? Jadi kita harus menunggu sampai mereka memperbaiki bugnya?"

"Ah, mungkin jika seseorang di Dunia nyata melepaskan Nerve Gear kita, kita bisa keluar" Ucap Kirito. "Tapi aku tinggal sendiri" Ucap Klein. "Bagaimana denganmu?" Ia lalu bertanya.
"Aku tinggal bersama ibu dan adik perempuanku, jadi mereka pasti akan meyadarinya saat makan malam" Sahut Kirito.

Setelah mendengar ini, tiba-tiba saja Klein langsung bersemangat. Namun bukannya bersemangat untuk meminta bantuan agar jika Kirito sudah logout ia mau membantunya melepas Nerve Gear, Klein malah menanyakan yang bukan-bukan, "Be-berapa usia adik perempuanmu, Kirito!?"

"Adikku ikut tim olah raga, dia benci permainan seperti ini ...
Dia tidak punya urusan dengan orang-orang seperti kita"

"Itu tidak ma..."

Jbukkk!!

Kirito menendang selangkangan Klein. "Aaaakhhh!!!" Klein menahan rasa sakit.
"Ah benar, tidak sakit" Ia baru ingat kalau disini ia tak bisa merasakan rasa sakit.

"Yang lebih penting, apa kau tidak merasa ini aneh?" Tanya Kirito.
"Tentu saja aku merasa ini aneh, karena ada bug" Sahut Klein.

"Aku rasa ini bukan sekedar bug" Ucap Kirito. "JIka kita tidak bisa keluar, maka akan menimbulkan masalah serius pada masa depan permainan ini sendiri ...
Seharusnya mereka bisa saja mematikan servernya agar semua pemain keluar ...
Tapi, bahkan tak ada pengumuman sedikitpun tentang ini"

Teng ...
Teng ...

Tiba-tiba terdengar bunyi sebuah lonceng. Klein dan Kirito menghadap ke arah sumber datangnya bunyi.

Awan di langit Sword Art Online bergerak semakin cepat. Dan tanpa Klein dan Kirito sadari, tiba-tiba saja mereka telah berada di pusat kota, bersama dengan pemain-pemain lainnya yang tampaknya juga dibawa secara paksa kesana menggunakan teleport.

Orang-orang tampak bingung. Kelihatannya mereka semua juga mengalami masalah yang sama dengan yang Klein dan Kirito alami. "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Aku tidak tahu" Mereka semua bertanya-tanya. "Teleport paksa?" Pikir Kirito.

"Lihat ke arah sana!!" Tiba-tiba langit senja yang mulanya merah indah berubah menjadi merah mengerikan, dilapisi dengan kotak-kotak bertuliskan System Announcement, warning. Dan dari sela kotak itu, muncul cairan mirip darah yang kemudian menyatu dan membentuk sesosok karakter raksasa berjubah merah.


"Apa itu!??" "Game master?" "Kenapa dia tidak punya wajah?" "Apa ini sebuah event?" Pertanyaan demi pertanyaan baru terus bermunculan. para pemain benar-benar bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Hingga kemudian, raksasa berjubah merah itu memberi penjelasan ...

"Para pemain sekalian, selamat datang di Duniaku"

"Duniaku?"

"Nama saya adalah Akihiko Kayaba ...
Saat ini, sayalah satu-satunya yang bisa mengendalikan Dunia ini" Ucapnya.

"!!!" Kirito teringat dengan nama Akihiko Kayaba. Itu adalah nama dari ilmuan jenius pencipta game ini yang tadi sempat ia baca dari majalah. "Dia, benarkah orang ini ..."

"Saya yakin, kalian semua pasti sudah menyadarinya ...
Tombol untuk keluar yang ada di menu utama telah hilang ...
Tapi, ini bukanlah akibat dari kerusakan pada permainannya ...
Saya ulangi, ini bukanlah akibat dari kerusakan pada permainannya ...
Ini adalah salah satu fitur dari Sword Art Online" Ucap Akihiko.

"Fi-fitur!?"

"Pemain tak akan bisa keluar atas kemauannya sendiri,
Dan juga Nerve gear tak akan bisa dihentikan dari Dunia luar" Akihiko mematahkan harapan Kirito dan Klein untuk keluar dengan cara paksa. "Intinya, mustahil kalian melarikan diri ...
Dan jika hal itu tetap dipaksa untuk dilakukan, pemancar yang ada di dalam Nerve Gear akan memancarkan sinyal gelombang pendek yang kuat hingga mampu menghancurkan otak kalian"
jelas Akihiko mengenai game ini.

"A-apa-apaan ini?"
"Ayolah, hentikan saja, jangan main-main" Para pemain benar-benar tak habis pikir. Beberapa malah cuek dan hendak meninggalkan tempat itu. Namun, mereka tak bisa keluar dari pusat kota itu. Gerbang-gerbang yang tersedia dilapisi oleh dinding transparan. "Hei, aku tak bisa keluar!" Ucap salah seorang yang mencoba untuk pergi.

"Apa yang dia bicarakan? Dia pasti sudah gila ya?" Ucap Klein. "Iya kan, Kirito?"
"Tidak, dia benar, pemancar Nerve Gear bekerja seperti oven microwave ...
Jika penghambatnya dimatikan, benda itu akan membakar otak" Jelas Kirito.

"Lalu, bagaimana kalau aliran listriknya kita putus saja?"
"Itu juga tidak membantu, Nerve gear punya batrai cadangan" Jelas Kirito.
"Eh? Tapi, ini keterlaluan! Apa-apaan ini? Kenapa malah jadi seperti ini!?" Bentak Klein.

"Sayang sekali, beberapa teman dan keluarga pemain mengabaikan peringatan ini dan melepas Nerve gear Secara sengaja" Ucap Akihiko lagi. "Hasilnya, dua ratus tiga belas pemain keluar dari Dunia Aincrad ini, dan juga dari Dunia Nyata untuk selama-lamanya"

Kenyataan ini semakin membuat para pemain tak percaya. Binggung, ketakutan.

"Perlu kalian ketahui, organisasi pemberitaan di seluruh Dunia nyata sekarang sedang gencar-gencarnya memberitakan semua ini, termasuk berita kematiannya ...
Jadi mulai sekarang, bahaya melepas Nerve Gear secara sengaja bisa diminimalisir ...
Dan aku berharap, kalian tenang dan menyelesaikan permainannya"

"Juga, aku ingin kalian mengingat ini baik-baik ...
Tak ada cara untuk menghidupkan kembali siapapun yang sudah mati di dalam permainan ini ...
Jadi HP salah seorang pemain mencapai nol, mereka akan lenyap dari permainan ini untuk selama-lamanya, dimana berarti juga mati di Dunia nyata"


"Hanya ada satu cara untuk bisa keluar dari game ini ...
Yaitu, dengan menyelesaikan permainan ini" Jelas Akihiko lagi.
"Saat ini, kalian berada di lantai terbawah Aincrad, lantai satu ...
Jika kalian bisa melewati labirinnya dan mengalahkan boss lantai,
maka kalian akan naik ke lantai berikutnya ...
Hingga akhirnya, kalian akan sampai di lantai puncak, yaitu lantai seratus ...
Kalahkan boss yang ada disana dan permainanpun akan selesai"

"Menyelesaikan?"
"Apa yang dia bicarakan?" Beberapa pemain masih tampak kebingungan.
"Jangan mengada-ada!!"

"Me-menyelesaikan semua lantai?
I-Ini mustahil kan, bahkan para Beta Tester tak pernah sampai setinggi itu ..." Ucap Klein pesimis.

"Kemudian, yang terakhir ..." Masih ada pengumuman yang ingin Akihiko sampaikan.
"Aku telah menambahkan hadiah ke tempat penyimpanan barang kalian ...
Silahkan periksa"

Kirito langsung memeriksa kotak barangnya di menu.
"Cermin?" Kirito mengklik nama benda di daftar itu dan yang keluar memang hanyalah sebuah cermin.

Tak hanya Kirito, para pemain lain juga mengeluarkan cermin itu, serta melihat wajah mereka dari sana. Kemudian tiba-tiba, tubuh para pemain mengeluarkan cahaya dan sesuatu terjadi, avatar mereka berubah menjadi tubuh dan wajah asli diri mereka.

"Eh? kau juga, siapa?" Klein baru sadar kalau wajah Kirito berubah.

Fisik semua pemain berubah ke wujud asli mereka. Dengan ini, orang-orang jelek yang berpura-pura menggunakan avatar wanita cantik atau lelaki tampan bisa terlihat dengan jelas. Juga para pemain tua yang menggunakan chara orang muda, semuanya bisa terlihat.

"Eh!?? Jadi kau laki-laki ya!??"
"kau juga berbohong, kau bilang umurmu tujuh belas tahun!?"

"Ini berarti ..."

"Kau Kirito?" "Kau Klein?" Ucap mereka berdua kompak, baru sadar kalau itu memang benar mereka, tetapi dengan wajah asli mereka. "Bagaimana bisa??"

"Proses scanning ...
Nerve Gear menutupi seluruh kepala dengan kerapatan tinggi ...
Jadi benda itu bisa melihat seperti apa wajah aslimu ...
Tapi, tinggi dan berat badan kita ..."
"Saat pertama kali menggunakan Nerve Gear, semua itu sudah kita sesuaikan, bukan?
Kau harus menyentuh seluruh tubuhmu terlebih dahulu" Tumbah Klein.
"Oh, benar juga, pasti datanya diperoleh dari sana" Ucap Kirito.

"Ta-tapi, kenapa ...
Kenapa bisa jadi begini?" Klein masih tampak kesal.
"Dia pasti akan memberitahu kita" Kirito menunjuk ke karakter raksasa berjubah merah, Akihiko. Dan benar saja, Akihiko kembali menjelaskan sesuatu ...

"Saat ini, kalian mungkin bertanya-tanya, kenapa?
Kenapa Akihiko Kayaba, Pembuat Sword Art Online dan Nerve Gear melakukan ini semua?
Tujuanku sudah tercapai ...
Aku membuat Sword Art Online untuk satu alasan ...
Untuk membuat Dunia ini dan ambil bagian di dalamnya ...
Dan sekarang, semuanya sudah selesai"

"Kayaba ..." Kirito mengepalkan tangannya.

"Ini adalah akhir dari pengayaan untuk peluncuran resmi Sword Art Online ...
Semoga kalian semua berhasil" Ucap Akihiko untuk terakhir kalinya dan kemudian menghilang, langit kembali menjadi cerah.

"Semua ini nyata ..." Kirito kembali mengepalkan tangan kanannya.
"Si Jenius yang membuat Nerve Gear dan juga ruang maya, Akihiko Kayaba ...
Aku tahu tentangmu karena aku mengagumimu ...
Apa yang dia katakan adalah benar ...
Jika aku mati di Dunia ini ...
Maka aku akan benar-benar lenyap"

"Kyaaaaaa!!!!!!!!" Orang-orang baru memahami semuanya. Mereka panik, berlari, seolah masih belum bisa menerima kenyataan kalau mereka terjebak di Dunia ini dan satu-satunya jalan untuk pulang ada dengan menyelesaikannya. "Tidak!!!!" "Jangan bercanda!!!!!" Teriak mereka sambil terus berlari, rntah mau kemana. "Keluarkan aku!!! Keliuarkan aku dari sini!!!"
"Aku tak bisa tinggal terus disini!!! Aku ada janji setelah ini!!" Mereka memprotes ke arah udara,
menjadikan langit sebagai pelampiasan emosi ketika tak ada yang bisa dicerca.

"Keluarkan kami!!!" "Katakan kala semua ini bohong!!!" Mereka terus saja berteriak, meski ada juga beberapa pemain yang hanya bisa terdiam pasrah.

Berbeda dengan mereka, Kirito mencoba untuk tenang, tak mau mati begitu saja dan ingin berjuang. "Ikut aku, Klein" Ia menarik Klein menuju suatu gang dan mengajaknya bicara disana.

"Dengar, sekarang aku akan menuju ke Kota selanjutnya, ikutlah denganku ..." Ajak Kirito.
"Jika yang dikatakan Akihiko benar, satu-satunya cara untuk bertahan hidup di Dunia ini hanyalah dengan menjadikan dirimu sekuat mungkin ...
Sumber daya di sebuah MMORPG maya ...
Dengan kata lain, uang dan kemampuan yang bisa kita dapatkan terbatas ...
Area yang mengelilingi kota awal akan segera diburu habis-habisan ...
Untuk melakukannya dengan efisien, kita harus menuju desa berikutnya" Jelas Kirito sambil melihat peta yang ada di menu. "Aku tahu semua jalur dan titik wilayah rawan, bahkan dengan level satupun, kita akan bisa sampai disana dengan selamat"

"Ta-tapi, ya ...
Aku menghabiskan seluruh malam dengan mengantri ...
Untuk membeli perangkat ini bersama teman0teman sepermainanku ...
Mereka juga sedang ada disana, di alun-alun itu ..."

"Aku tak mungkin meninggalkan mereka" Klein tak tega jika harus pergi meninggalkan temannya. Kirito melihat ke arah status Klein, Level satu dengan HP dua ratus lima puluh. Angka ini cukup kecil. Jika hanya mengajak Klein, Kirito mungkin masih bisa melindunginya. Tapi jika mengajak orang lain lagi, kelihatannya tidak bisa.

"Maaf" Ucap Klein.
"Dan lagi tak mungkin aku merepotkanmu lagi kan?
Jangan khawatir begitu, pergi saja ke kota selanjutnya ...
Begini-begini aku biasa menjalankan serikat di permainan sebelumnya ...
Dan aku akan memanfaatkan semua yang sudah kau ajarkan"

"Baiklah ...
Kalau begitu, kita berpisah disini ...
Kalau terjadi sesuatu, kirimi aku pesan"

"Ya!"

"Baik, selamat tinggal, Klein ..." Perlahan Kirito melangkahkan kakinya, menjauh.

"Kirito!!" panggil Klein, membuat Kirito menghentikan langkahnya.

"Mmm, mmm" Klein tak tahu harus berbuat apa-apa.
Kemudian, tanpa berkata apapun Kirito kembali melangkahkan kakinya.

"Hei ..." Panggil Klein lagi.
"Kirito, sebenarnya kau sangat manis, aku ingin bisa jadi sepertimu" Ucapnya.

"Hah, wajah yang tidak terpeluhara itu lebih cocok untukmu" Kirito membalikan badan, tersenyum, sebelum akhirnya ia benar-benar pergi.



Sesekali, Kirito menghentikan langkahnya dan melihat ke belakang. Akan tetapi, Klein sudah tak ada. Kelihatannya ia juga sudah pergi menemui teman-temannya. Kiritopun berlari, melanjutkan perjalanannya. Melewati gerbang kota, melewati padang rumput.

"Aku ..." Kirito tahu kalau keluarga dan teman-temannya di luar sana pasti sedang mengkhawatirkannya. Karena itu, ia tak ingin berhenti disini ...

"Akan bertahan ..."

Sesosok karakter srigala mencoba tiba-tiba muncul untuk mencegat langkah Kirito. Namun dengan mudah, Kiriko menyerangnya. Menghancurkannya hanya dalam sekali tebasan.


"Di Dunia Ini!!!" Kirito meloncat, menerobos tiap atmosfer yang mencoba mengekangnya.
Dan dengan ini, petualangannya di Sword Art Online baru saja dimulai.

Bersambung ke episode 2 : Sword Art Online Episode 2

Leave a Reply

Peraturan di sini:
1.Tidak boleh menyinggung orang lain;
2.Tidak boleh berkata kasar di komentar;
3.Tidak boleh berkata porno di kolom komentar;
4.Berkomentar yang sopan;
5.Tidak boleh menghina postingan di blogg ini.
Jika anda melarang salah satu peraturan di atas komentar anda akan saya hapus, Understood?

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Fushogame - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -