Posted by : Mauas Film
Saturday, January 31, 2015
Sebelumnya : Death Note Chapter 1
Di suatu gedung, petinggi-petinggi polisi, anggota ICPO Internasional sedang menjalankan rapat mengenai masalah pembunuhan misterius yang Raito lakukan. "Sejauh ini, telah terhitung 52 kasus pembunuhan yang semuanya akibat serangan jantung mendadak. Para korbannya adalah para penjahat yang akan dihukum ataupun sudah berada di penjara."
"Dan kemungkinan, data yang kita miliki belumlah semuanya. Diperkirakan, kematian misterius ini telah mencapai lebih dari seratus kasus." Jelas penyaji.
"Yah, orang-orang yang mati memang orang-orang yang pantas untuk mati, kan?" ucap alah seorang peserta rapat. Tapi kemudian, peserta lain membantah, "Siapa bilang? Tak peduli apapun yang sudah mereka perbuat, membunuh tetap saja tindak kejahatan!!"
"Pembunuhan? Apa kau sudah bisa memastikan kalau ini adalah kasus pembunuhan?"
"Memangnya apa lagi? Tidak mungkin seratus orang penjahat mati terkena serangan jantung karena kebetulan!"
"Tapi mustahil juga kan membunuh orang sebanyak itu dalam jangka waktu sesingkat ini?"
"Sudahlah, ini pasti ulah FBI atau CIA, kan?" ucap salah seorang peserta.
"Apa kau bilang!!?" perwakilan organisasi tersebut tak terima.
"Ya, ya, maaf, aku cuma berpendapat."
"Berhenti bercanda!!"
"Sudah sudah, yang pertama harus kita lakukan adalah mencaritahu apakah ini memang kasus pembunuhan masal atau hanyalah kebetulan yang aneh."
"Tapi hasil autopsinya menyatakan kalau mereka murni terkena serangan jantung, kan?"
"Lalu apa kau akan percaya begitu saja? Mudah kalau penyebab kematiannya adalah ditusuk atau ditikam, tapi serangan jantung ..."
"Lalu apa kita harus menggunakan Voting?"
"Kalau memang tak ada cara lain, kita harus meminta bantuan L!" saran seorang penyaji.
Mendengar nama L, para peserta terdiam dan saling berbisik. Hal sama juga terjadi di pihak Jepang, "Pimpinan, siapa itu L?" bisik salah seorang polisi wakil Jepang. "Ah, ini pertama kalinya kau mengikuti pertemuan ini, kan?"
Pimpinanpun menjelaskan, "L adalah seseorang yang nama aslinya, wajah, dan apapun tentangnya dirahasiakan."
"Dia adalah detektif misterius yang mampu menyelesaikan seluruh kasus yang interpol tak mampu pecahkan. Bisa dibilang, dia adalah kartu AS kita, harapan terakhir kita."
"Tapi, bukankah L itu arogan dan hanya akan mengambil kasus yang menurutnya menarik saja!? Dan lagi, bagaimana cara kita menghubunginya!?"
"Saudara-saudara, L telah terlibat." Seseorang berpakaian serba tertutup tiba-tiba saja muncul di hadapan para peserta. "L sudah mulai menyelidiki kasus ini." ucapnya.
"Watari!?"
"Huh? Watari? Siapa lagi dia itu? Orang Jepang?" tanya polisi Jepang tadi lagi.
"Bukan, tapi dia adalah satu-satunya yang bisa menghubungi L. Tapi sama seperti L, identitas Watari juga tak ada yang mengetahuinya." jelas pimpinan polisi wakil Jepang.
"Harap tenang, sekarang L akan bicara." Watari membuka laptop dan memperlihatkannya ke hadapan para peserta rapat. Kemudian dari laptop dengan layar bergambar huruf L tersebut, suara misterius muncul. "Anggota ICPO, aku adalah L." ucapnya.
"Ini adalah kasus terbesar dan paling sulit yang pernah kutangani. Pembunuhan kasar dan tak bisa dimaafkan. Untuk bisa memecahkan kasus ini, aku ingin meminta bantuan ICPO. Tidak, aku ingin meminta bantuan seluruh organisasi dunia untuk bekerjasama secara penuh."
Di luar, gosip mengenai aksi pembunuhan tersebut telah menyebar. Bahkan teman-teman Raito, saat pulang sekolah mereka membicarakan hal ini. "Apa kau sudah melihat berita baru-baru ini? Keren sekali kan! Para penjahat mati satu per satu secara tiba-tiba."
"Ya!! Meskipun sedikit menakutkan, tapi ini bagus juga." ucap dua rekan sekolah Raito. "Hehe, dengan ini orang-orang jadi takut untuk berbuat jahat lagi, kan?" ucap Raito. Ia bersikap seolah tak tahu menahu padahal ialah yang berada di balik semua ini.
"Y-ya, tapi aku jadi sedikit takut karena dulu saat SD aku sempat mengutil, hehe."
"Apa menurutmu ini tindakan polisi?"
"Tidak mungkin!! Polisi tak akan bisa melakukan hal seperti itu. Menurutku, ini semacam perbuatan dewa."
Setelahnya, Raito sampai di depan rumah dan merekapun berpisah. "Sampai jumpa!"
"Ya, sampai jumpa besok, jangan sampai kau berbuat jahat ya! Hehe"
Kedua teman Raitopun benar-benar pergi.
"Kelihatannya moodmu sedang baik, Raito." ucap Ryuuk. Sejak saat itu, shinigami tersebut terus-terusan mengikuti Raito. Entah saat di rumah, sekolah, untungnya hanya Raito yang bisa melihat, mendengar, ataupun merasakan keberadaannya.
"Tidak juga, Ryuuk." mimik wajah Raito tiba-tiba berubah menjadi serius. Ia masuk ke rumah, "Aku pulang ..."
"Selamat datang." ucap ibunya.
Raito masuk ke kamar dan langsung mengunci pintu. "Karena aku meninggalkan Death Note di rumah, di sekolah aku terus khawatir." ucapnya. Kemudian setelah melihat buku itu masih baik-baik saja di dalam laci, ia bisa tenang.
Setelahnya, Raito menghidupkan TV dan komputernya. "Coba lihat ini, Ryuuk." ucap Raito. "Eh?"
"Website-website semacam ini benar-benar sedang menjamur." di Internet, muncul berbagai situs untuk Kira, pembunuh yang belakangan ini menjadi pembicaraan. "Kira ... Mungkin kata itu berasal dari Killer, hmm, aku tak begitu menyukainya tapi kelihatannya cocok untukku." ucap Raito.
"Kalau kau mengetik Kira di pencarian, maka kau akan mendapat situs-situs semacam ini. Meskipun media masih menganggapnya sebagai tindak kejahatan yang aneh, orang-orang telah merasa kalau di dunia ini ada yang menyajikan keadilan bagi mereka. Ryuuk, ada sesuatu yang harus kau ketahui tentang manusia."
"Hmm?"
"Sebagai contoh, di sekolah, orang-orang tak pernah mengangkat tangan untuk pertanyaan apakah boleh membunuh orang yang jahat? Kalaupun ada, mereka akan berpura-pura dan menjawab kalau itu adalah tindakan yang jahat. Mereka ingin terlihat baik di hadapan publik. Tapi di sini, mereka dapat menyatakan perasaan mereka yang sesungguhnya."
"Orang-orang terlalu takut untuk mengakui keberadaan Kira. Tapi di Internet, Kira ada di mana-mana. Tak akan ada orang yang mengatakannya, tapi semua orang tahu. Para penjahat tersebut dibunuh oleh seseorang. Dalam hati mereka mendukung Kira. Sementara para penjahat, mereka ketakutan akan kemarahan dewa."
"Bagus, semua berjalan sesuai rencana." ucap Raito, atau yang mulai sekarang kita sebut saja dengan Kira.
Saat itulah, acara TV tiba-tiba saja berubah. Secara mendadak, acara disela oleh program khusus siaran langsung. "Eh?"
"Maaf, kami menyela acara guna menyampaikan pesan penting dari ICPO. Tayangan inid itayangkan di seluruh Dunia, terjemahan Jepang dipersembahkan oleh penerjemah Yoshio Anderson."
"Namaku adalah Lind L. Taylor, yang secara luas dikenal sebagai L." ucap seseorang dari layar. Lelaki yang merupakan L itu akhirnya menampakan diri.
"Si-siapa orang ini?" Kira tak tahu menahu.
"Akhirnya dimulai." ucap orang-orang dari pihak kepolisian Jepang. Mereka berkumpul di suatu ruangan untuk menyaksikan pesan dari L tersebut. "Oh, jadi dia l ya."
"Tapi, bukankah dia bilang kalau dia tak akan pernah menunjukkan identitasnya pada publik?"
"Kalau begini artinya dia benar-benar serius."
"Baiklah, L, kami sudah melakukan semua yang kau minta." ucap pimpinan polisi dalam hati. "Sekarang kau harus menepati janjimu saat di ICPO"
----- Flashback ke Pertemuan -----
ICPO dan organisasi-organisasi dunia akhirnya menyetujui bantuan yang L inginkan. "Terimakasih. Kalau begitu, pertama-tama aku ingin meminta bantuan kepolisian Jepang."
"Eh!? Kenapa Jepang!!?" perwakilan Jepang kaget.
"Tak pedu kalau tersangka adalah kelompok ataupun seperseorangan, hampir dipastikan kalau ia berada di Jepang." ucap L. "Dan meskipun dia bukan orang Jepang, persembunyiannya pastilah di negara itu."
"Ke-kenapa kau begitu yakin kalau dia berada di Jepang!?"
"Alasan kenapa aku bisa begitu percaya adalah karena ...
Aku akan segera menunjukkannya pada suatu program khusus nanti."
----- Flashback Berakhir -----
"Apa program ini yang dimaksud olehnya waktu itu?"
"Ayo kita tunggu dan lihat saja." ucap pimpinan. sementara, acara tadi terus berlanjut.
"Untukmu yang telah melakukan tindak pembunuhan masal ini, kau harus mengakui kalau kau telah melakukan tindakkan paling kejam sepanjang sejarah." ucap L. "Aku akan menangkapmu, orang yang ada di balik semua ini, Kira, dengan segala yang aku milikki."
"Dengan segala yang ia miliki? Bodoh!!" ucap Kira. "Aku memiliki ini, Death Note, bagaimana bisa kau menangkapku, hah!? Kau tak akan bisa melakukan apapun, aku tak bisa ditangkap!! Hah, aku tak mengira kalau polisi akan melakukan tindakkan bodoh seperti ini."
"Kira, aku sangat mengerti dengan apa yang ingin kau lakukan. Tapi, apa yang kau lakukan ini adalah ... Kejahatan." ucap L lagi.
"Aku ... kejahatan? Aku adalah keadilan!!!!" ucap Kira. "Akulah dewa yang akan menciptakan dunia yang sempurna. Mereka yang menentang dewalah yang merupakan kejahatan!! Kau memang benar-benar bodoh, L!! Kalau saja kau sedikit lebih pintar, ini pasti akan menarik."
Kira menulis tanpa ragu nama Lind L Tailor di Death Note. "Mari kita lihat apa yang terjadi padamu kalau berani menantang Kira, L!!"
Sementara acara masih berlanjut, Kira menghitung mundur. "Dua puluh detik lagi ...
Sepuluh ... Tiga, dua, satu ... nol!!"
"Aarkhhh!!!!!" L rebah dan kemudian mati akibat serangan jantung.
"Hahaha!!!" Kira tertawa dengan penuh rasa kemenangan. Tapi kemudian, suara lain muncul dari televisi tersebut, "Benar-benar tak bisa dipercaya." ucapnya.
"Eh!?" Kira kaget.
"Aku sengaja melakukan ini untuk memancingmu agar membunuhku, Kira." ucap suara itu lagi. "Hmm, jadi kau bisa membunuh orang secara tidak langsung, ya?"
"Apa!?"
"Jadi ternyata memang benar. Kalau aku tak melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, mungkin aku tak akan pernah mempercayainya. Dengarkan aku, Kira. Orang yang ada di layar tadi, Lind L Tailor, hanyalah penjahat yang dijadwalkan untuk menjalani eksekusi hari ini, dia bukanlah aku."
Ternyata orang itu bukanlah L.
"Dia adalah penjahat yang namanya belum pernah diberitakan media. Jadi, kau tak tahu mengenainya, ya?"
"Haha, dia berhasil mengerjaimu." ucap Ryuuk.
"Aku L, aku masih hidup, kenapa kau tidak membunuhku?"
Raito terdiam. Segala kesombongannya menghilang bagai ditelan bumi.
"Kenapa? Ayo cepat lakukan!! Ayo!! Bunuh aku!! Ada apa? Kau tak bisa melakukannya? Hmm, sepertinya kau tak bisa melakukannya." L benar-benar membuat Kira terpojok. "Jadi ada juga orang yang tak bisa kau bunuh ya, terimakasih atas petunjuk yang sudah kau berikan. Dan kau tahu, aku punya hal lain lagi untuk kuberitahukan padamu ..."
"!?"
"Tadi dikatakan kalau ini adalah acara yang ditayangkan di seluruh dunia. Tapi sebenarnya, siaran ini hanya ditayangkan di wilayah Kanto, Jepang."
Kira semakin kaget.
"Aku berencana untuk menyiarkannya secara berturut-turut ke seluruh provinsi di Jepang. Tapi, sepertinya itu sudah tak diperlukan lagi. Sekarang aku tahu kalau kau bersembunyi di wilayah Kanto."
"Heh Heh, sepertinya L tidak terlalu buruk." ucap Ryuuk.
"Polisi mungkin sudah melupakan ini. Tapi aku tahu kalau korban pertamamu adalah pembunuh di Shinjuku. Penjahat ini hanya disiarkan di wilayah Jepang. Jadi, aku bisa menarik kesimpulan kalau kau berada di Jepang."
"Kau berada di Jepang dan korban pertamamu adalah bahan percobaan. Tapi, beruntung kau berada di Kanto, daerah dengan populasi terpadat di Jepang. Aku tak menyangka kalau akan semudah ini, namun ... Kira, aku tak akan membiarkanmu terlalu lama. Aku akan segera membawamu ke ruang eksekusi."
"Hah ..." Raito menghela nafas dan mencoba untuk menenangkan diri. "Jadi, kau pikir kau bisa menangkap dan mengeksekusiku?"
"Kira ..."
"L ..."
"Aku akan mengungkap dan menghancurkanmu!!!" ucap mereka bersamaan.
"Aku adalah ... keadilan!!"
"Heh heh heh ..." Ryuuk tertawa gembira. "Masing-masing dari kalian akan saling mengungkap identitas masing-masing. Dan yang pertama ketahuan akan mati. Manusia benar-benar ... menarik." pikirnya.
"Akulah yang akan memenangkannya." ucap Kira.
"Yah, kita lihat saja bagaimana hasilnya nanti." ucap Ryuuk.
----To Be Continued-----
Lanjut Baca Ke Chapter 3 : Death Note Chapter 3